1. Gedung Sate
Ciri Khas
Ciri khas Gedung Sate yakni berupa ornamen tusuk sate yang berada pada menara sentralnya.
Ornamen tersebut tentunya telah menjadi penanda atau markah bagi tanah kota Bandung
yang tidak saja terkenal di seantero Jawa Barat saja, melainkan sampai
ke seluruh peslosok tanah air. Ciri khas Gedung Sate tersebut juga
menjadi pertanda pada beberapa bangunan lain dan objek wisata di Jawa
Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya.
Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh
namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa
Barat dan juga bisa dijadikan referensi tempat wisata Indonesia.
Sebabnya, sejatinya warga masyarakat khususnya yang berada di tataran
Jawa Barat mesti bangga dengan penanda yang sarat akan nilai sejarah
tersebut.
Gedung ini pada masa Belanda disebut dengan Gouvernements Bedrijven
(GB). Peletakan batu pertama bangunan ini dilakukan oleh seorang puteri
sulung Walikota Bandung ketika itu B. Coops dan Petronella Roelofsen,
yakni Catherine Coops, yang mewakili Gubernur Jenderal Batavia JP Graaf
van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920. Selain itu, Gedung Sate
juga merupakan hasil karya dan kreasi sebuah tim yang terdiri dari Ir.
J. Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft
Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van
Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors.
Gedung Sate ini terletak di Jl. Diponegoro No. 22 Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.
2. Permandian Air Panas di Ciater
Di Ciater yang menjadi andalannya adalah kolam pemandian air panas yang bersumber dari kawah Gunung Tangkuban Perahu.
Banyak orang yang telah membuktikan bahwa dengan berendam di air panas
khasiatnya ternyata bisa menyembuhkan banyak penyakit, seperti
kelumpuhan, rematik, gangguan saraf, tulang dan terutama penyakit kulit,
seperti panu, kudis, eksim, dsb.
Namun demikian, ternyata bukan hanya hot spring
yang menjadi andalan Ciater. Di tempat ini Anda juga bisa menjalani
sejumlah aktivitas petualangan yang seru bersama keluarga tercinta.
Meluncur deras di arena flying fox (Rp.15.000,-/orang), melintasi trek
dengan ATV (All Terrain Vehicles), melintasi jeram menantang dengan
perahu karet (Rp.30.000,- s/d Rp.30.000,-/orang atau menjelajahi danau
dengan perahu sampan adalah aktivitas seru yang bisa dilakukan.
Legenda Ciater
Wisata
air panas Ciater merupakan yang terbesar di Jawa Barat. Selain bisa
digunakan untuk mandi air panas, juga bisa sekalin untuk terapi penyakit
kulit. Awal mulanya Ciater ini merupakan hutan belukar yang terkenal
angker. Namun, seorang sakti bernama Embah Ebos berperan dalam membuka
hutan angker tersebut sehingga lambat laun nuansa angkernya hilang.
Setelah
dibuka, kemudian Embah Embos mengubahnya menjadi perkampungan warga.
Sedikit demi sedikit perkampungan itu banyak didatangi masyarakat.
Sampai suatu ketika, masyarakat di lokasi itu kekurangan air bersih.
Lantas seorang sakti lainnya bernama Embah Tajimalela mencoba memotong
pohon ater yang hidup di sekitar kampung. Tak disangka dari pohon itupun
keluar air yang cukup deras memancar.
Maka sejak saat itulah warga setempat kemudian menjulukinya dengan air ater atau Ciater yang memiliki makna air yang memancar.
Pancaran
air yang keluar dari pohon ater diyakini oleh warga memberi khasiat
untuk mengobati sejumlah penyakit, terutama penyakit kulit. Keyakinan
itu pulalah yang dibenarkan oleh bangsawan Belanda, Mr Hack Bessel,
setelah melakukan penelitian terhadap air berkhasiat itu.
Lokasi
Berlokasi di Jalan Raya Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
3. Kawah Putih
Kawah putih terletak di Gunung Patuha,
sebuah gunung yang terdapat di Jawa Barat. Ketinggian gunung ini
adalah 2.386 meter. Kawah dari Gunung Patuha inilah yang dijadikan
obyek wisata yang menarik dengan nama Kawah Putih.
Setelah memarkir kendaraan, kita harus menuruni tangga agar dapat
lebih dekat dengan kawah gunung ini. Hati kita akan langsung berdecak
kagum melihat keseluruhan dari tempat ini dari tangga atas. Pada tempat
wisata ini, kita memang dapat secara dekat berada dalam kawah gunung
bahkan kita dapat menyentuh airnya.
Saat kita turun, sungguh luar biasa pemandangan yang akan kita lihat
di kawah ini. Tanah yang putih yang terdiri dari belerang merupakan
alasan mengapa kawah ini disebut Kawah Putih. Sungguh unik rasanya
melihat tanah yang berwarna putih ini. Permukaan tanah juga tidak rata
sehingga menyerupai gundukan-gundukan tanah. Air kawah yang berwarna
kehijauan juga menarik perhatian. Di sekelilingnya, terdapat pegunungan
yang sebagian sudah kering tetapi ada juga yang masih ditumbuhi pohon
hijau.
Kita dapat sedikit menaiki gunung yang mengelilinginya. Di gunung
ini kita akan menemukan pohon-pohon kering dan banyak ranting-ranting
pohon yang berjatuhan dengan batu-batu kecil. Kita juga dapat melihat
kawah dari atas.
Kawah di sini cukup luas. Warna airnya bisa berubah-ubah tergantung
cahaya matahari. Asap dari air belerang terkadang timbul sehingga
menghalangi pandangan kita. Airnya juga menimbulkan bau belerang. Bila
angin sedang bertiup, bau belerang dapat menusuk hidung kita dan
membuat kita terbatuk-batuk. Maka, ada beberapa titik pada kawah ini
yang dipasangi peringatan agar tidak terlalu dekat untuk menghindari
keracunan asap belerang.
Kawah ini akan memberikan kita pengalaman berbeda. Kita seolah-olah
berada di salju karena tanahnya yang putih. Kawah yang luas dan air
yang berwarna hijau kebiruan membuat kita seolah-olah berada di pantai.
Pohon-pohon yang sebagian besar hanya tinggal batangnya dan sudah
kering turut menciptakan suasana yang berbeda. Di sini juga terdapat
batu-batu besar yang indah. Keindahan itulah yang membuat tempat ini
menjadi tempat favorit bagi calon pengantin untuk melakukan foto
prewedding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar